PDKT
Cerpen Amrhy_02
Tak
kenal maka tak sayang. Begitu pepatah yang lekat dengan telinga kita salami
ini. Diakui atau tidak, memang ada benarnya
juga makna pepatah itu. Umumnya rasa cinta bersemi manakala kita sudah
melakukan “pedekate” dan interaksi dengan suatu hal. Kali ini kita tidak
hanya mengupas seputar kecintaan kepada manusia. Rasa yang membuat
manusia bahwa dunia ini hanya milik kau dan aku tanpa menghiraukan dia atau
mereka. Seolah-olah dunia hanya milik berdua saja. Ada rasa cinta yang sering
kita abaikan yaitu cinta kepada Allah SWT, cinta pada Al-Qur’an dan cinta
kepada rasul-Nya.
Sudah
menjadi rahasia umum, bahwa sebagian kita
sibuk dengan Al-Qur’an hanya ketika Ramadhan tiba. Ramadhan berlalu, Al-Qur’an
pun good bye. Kegiatan lain masih terlalu asyik bagi kita. Kita tak pernah
meluangkan waktu 5 menit saja setiap harinya untuk dekat dengan Al-Quran. Bukankah begitu? Bukan
hanya Anda, bahkan saya juga. So, mari mulai perbaiki diri kita semua!
Kembali
kepembahasan kita. Kira-kira bagaimana cara yang bisa kita lakukan
untuk memperbaiki hubungan kita dengan Al-Qur’an? Seorang Ust. pernah mengatakan
yang paling mudah sebenarnya ialah dengan kembali meresapi apa fadhilah
interaksi kita dengan Al-Qur’an. Mungkin sebagian kita sudah tahu banyak
mengenai hal itu, namun “tahu” dan “menghayati, meresapi, dan merenungi” jelas
berbeda. Analogi sederhananya ialah tentu berbeda rasanya antara ketika kita
bergaul dengan teman dekat dengan teman yang sekadar kenal saja. Teman dekat telah
cukup mengerti kita, pun kita sudah tahu plus minusnya dia. Salah satu faktor
utama penyebab munculnya rasa itu ialah intensitas dan kualitas pergaulan kita.
Oleh karena itu, penting untuk kita me-refresh dan berusaha
menggali lebih dalam setiap keutamaan di balik hubungan kita dengan Al-Qur’an.
Semoga dengan ini kita tak hanya menjadikan Al-Qur’an sebagai “teman”, tapi
lebih dari itu, yaitu “sahabat” atau bahkan “saudara”.
Bolehlah
kita seorang pelajar,
mahasiswa, dokter, insinyur, guru, bahkan presiden
yang selalu sibuk. Namun, ingatlah saudaraku, ternyata Rasulullah Shalallahu
‘Alaihi Wa Sallam (SAW) telah bersabda:
”Barang siapa yang disibukkan al-Quran
dalam rangka berdzikir dan memohon kepada-Ku, niscaya akan Aku berikan sesuatu
yang lebih utama dari apa yang telah Ku berikan pada orang-orang yang meminta.
Dan keutamaan Kalam Allah dari seluruh Kalam selain-Nya seperti keutamaan Allah
atas makhluk-Nya.” (HR Tirmidzi)
Artinya,
bersibuk-sibuk ria dengan Al-Qur’an adalah salah satu kesibukan teragung
menurut Allah dan Rasul-Nya. Ayo, kita mulai atur jadwal untuk membaca dan
mengkaji Al-Qur’an! Mulai saat ini mari kita luangkan waktu kita untuk menambah jadwal harian
kita dengan kesibukan bersama Al-Qur’an.
Tidakkah kita bangganya manakala anggota keluarga kita ialah orang hebat atau terkenal. Memang
tak bisa dipungkiri kemungkinan kita bisa meraup sedikit keuntungan dari
ketenarannya tersebut. Namun, tahukah kita bahwa itu hanya keuntungan
sesaat yang hanya kita
dapat di dunia ini saja. Jika ingin keberuntungan yang abadi, maka jadilah kita bagian keluarga Allah SWT, Penggenggam Alam Semesta. Tidtak akan ada kerugian sedikit pun bisa menjadi salah
satu keluarga-Nya. Caranya telah Rasulullah SAW sitir dalam sabdanya:
“Sesungguhnya di antara manusia terdapat
keluarga Allah (Ahlu Allah). Para sahabat bertanya, ‘Siapakah mereka, ya
Rasul?’ Rasul menjawab, ‘Mereka adalah Ahlul Qur’an; mereka keluarga Allah dan
orang-orang pilihan-Nya’ ” (HR Ahmad)
Ketika
sudah menjadi bagian dari keluarga Allah Azza Wa Jalla, yang lain mah lewat!
Apakah kita tak mau menjadi keluarga-Nya? Tidakkah kita iri
dengan orang-orang yang telah hafal Al-Qu’an dan menjadi keluarga-Nya. Iri
dalam hal baik itu bernilai pahala. Rasulullah
SAW telah paparkan bahwa kita dibolehkan iri kepada seseorang dalam kondisi
tertentu. Tentu pengecualian ini sangat beralasan. Tak mungkin jika hal yang
patut kita irikan ini adalah hal yang remeh. Pastilah itu adalah sesuatu yang
agung. Apa itu? Mari kita simak sabda beliau:
“Tidak boleh iri kecuali terhadap dua
kenikmatan; kepada seorang yang diberi Al-Qur’an oleh Allah kemudian ia
membacanya sepanjang malam dan siang, dan orang yang diberi harta oleh Allah,
lalu ia membelanjakannya di jalan Allah sepanjang malam dan siang.” (HR
Bukhari)
Jika
belum ada rasa iri tumbuh dalam diri kita melihat saudara Muslim kita berasyik-masyuk
dengan Al-Qur’an, patut dipertanyakan kondisi ruhani kita. Adakala kita
merasa bahwa cara membaca kita belum benar atau kita tidak bisa membaca
Al-Qur’an secara tartil dan benar sehingga kita tidak mau memulai atau
melakukannya. Mulai saat ini hilangkan rasa itu. Siapa bilang orang yang belum bisa baca Al-Qur’an kemudian tertutup dari
kesempatan mendapat berkah Al-Qur’an? Karena ia begitu istimewa, seorang yang
belum mahir pun diapresiasi oleh Allah SWT. Apalagi yang sudah mahir,
Subhanallah, akan sangat super sekali. Karena beliau telah mengabarkan:
“Orang yang pandai berinteraksi dengan
Al-Qur’an akan bersama malaikat yang mulia dan taat; sedangkan orang yang
membaca Al-Qur’an terbata-bata dan merasa kesulitan akan mendapatkan dua
pahala.” (HR Muslim)
So,
jangan berkecil hati bagi yang belum mahir membaca Al-Qur’an. Tak ada celaan
bagimu, saudaraku! Justru apresiasi karena kau mau belajar untuk lebih baik dan
tetap istiqamah membaca. Tetap semangat dan terus belajar
menjadi lebih baik.
Berlimpahan dengan materi bukan jaminan ketenangan hidup manusia. Berapa
banyak orang stress justru karena kekayaan, ketenaran, dll.
Yang tak digunakan untuk kebaikan? Sudah tak terhitung, bukan? Jadi untuk apa
kita terlalu sibuk dengan kehidupan dunia hanya untuk mengumpulkan harta
sebanyak-banyaknya sehingga kita lupa dengan tujuan awal kita. Mulai saai ini
marilah kita mengumpulkan harta kekayaan untuk bekal akhirat kita, mungkin
dengan dekat bersama Al-Quran hal pertama yang bisa kita lakukan.
Juga
tak apalah jika kita tak dikenal di dunia ini. Bukankah hidup di duunia inicuma sementara? Dunia hanya tempat
persinggahan sejenak untuk kita. Seharusnya
justru kita khawatir tak dikenal di akhirat kelak. Negeri yang baka, tak ada
habisnya. Dan ingatkah kita? Suatu hari Rasulullah SAW telah
bersabda:
“Tidakkah suatu kaum berkumpul di salah
satu rumah Allah (masjid), membaca kitab Allah dan mempelajarinya di antara
mereka; kecuali akan turun kepada mereka ketenangan, diliputi rahmat,
dikelilingi malaikat, dan Allah menyebut nama-nama mereka di hadapan makhluk
yang ada di dekatnya.” (HR Muslim)
Betapa
bahagianya jika ketenangan selalu meliputi hidup kita. Kemudian, memasuki
negeri akhirat pun kita disambut oleh para malaikat yang ternyata mengenal kita
karena sering disebut oleh Allah SWT. Subhanallah. Jadikan kami termasuk
golongan itu, Ya Allah. Aamiin.
Sekarang
tunggu apa lagi saudaraku? Kita sudah tahu dan memahami betapa
agung kedudukan orang yang hidup dalam naungan Al-Qur’an. Jangan sia-siakan masa
hidup kita berlalu tanpa adanya Al-Qur’an yang menghiasi tiap relung hati. Mari
bersama melakukan “pedekate” dengan kalam Allah.
Bukittinggi, 16 Agustus 2017
No comments:
Post a Comment