Saturday, August 4, 2018

HANTU CINTA




HANTU CINTA

Kala malam menjelang
Ketika kantuk membentangka selimutnya
Aku terbangun dan menelusuri jejak pantai
Laut tak pernah tidur
Dalam keterjagaannya, lautlah penghiburku
Penghibur bagi jiwa yang terbangun
Kumelihat ombak berkejar-kejaran
Aku mendengar puji-pujiannya kepada Tuhan
Aku pun melihat tiga hantu malam
Hantu yang duduk di sebuah batu
Satu hantu berdiri, menghampiriku
Bersuara seolah berasal dari lautan
Ia berkata
“Hidup tanpa cinta bagai pohon tak berbunga,
Cinta tanpa keindahan bagai bunga tanpa aroma semerbak,
Hidup, cinta dan keindahan adalah tiga dalam satu”
Hantu kedua berkata bak raungan air terjun
“Hidup tanpa perlawanan seperti empat musim yang kehilangan musim seminya,
Perlawanan tanpa hak seperti padang pasir yang tandus,
Hidup, perlawanan dan hak adalah tiga dalam satu”
Hantu ketiga membuka mulutnya seperti tepukan halilintar
“Hidup tanpa kebebasan seperti tubuh tanpa jiwa,
Kebebasan tanpa akal seperti ruh yang tersesat,
Hidup, kebebasan dan akal adalah tiga dalam satu”
Abadi tak pernah sirna
Ketiga hantu berdiri, bersuara dahsyat dan berseru
“Itulah anak-anak cinta,
Buah perlawanan, akibat dari kebebasan,
Dan Tuhan adalah ungkapan alam yang cerdas”

Bukittinggi, 02 Agustus 2018
@Amrhy_02

No comments:

Post a Comment