HANTU
CINTA
Kala malam
menjelang
Ketika kantuk
membentangka selimutnya
Aku terbangun
dan menelusuri jejak pantai
Laut tak pernah
tidur
Dalam
keterjagaannya, lautlah penghiburku
Penghibur bagi
jiwa yang terbangun
Kumelihat ombak
berkejar-kejaran
Aku mendengar
puji-pujiannya kepada Tuhan
Aku pun melihat
tiga hantu malam
Hantu yang duduk
di sebuah batu
Satu hantu
berdiri, menghampiriku
Bersuara seolah
berasal dari lautan
Ia berkata
“Hidup tanpa
cinta bagai pohon tak berbunga,
Cinta tanpa
keindahan bagai bunga tanpa aroma semerbak,
Hidup, cinta dan
keindahan adalah tiga dalam satu”
Hantu kedua
berkata bak raungan air terjun
“Hidup tanpa
perlawanan seperti empat musim yang kehilangan musim seminya,
Perlawanan tanpa
hak seperti padang pasir yang tandus,
Hidup,
perlawanan dan hak adalah tiga dalam satu”
Hantu ketiga
membuka mulutnya seperti tepukan halilintar
“Hidup tanpa
kebebasan seperti tubuh tanpa jiwa,
Kebebasan tanpa
akal seperti ruh yang tersesat,
Hidup, kebebasan
dan akal adalah tiga dalam satu”
Abadi tak pernah
sirna
Ketiga hantu
berdiri, bersuara dahsyat dan berseru
“Itulah
anak-anak cinta,
Buah perlawanan,
akibat dari kebebasan,
Dan Tuhan adalah
ungkapan alam yang cerdas”
Bukittinggi, 02 Agustus 2018
@Amrhy_02
No comments:
Post a Comment