BENCI BERBUAH CINTA
By: Amrhy_02
Diawali dengan
berpulangnya kedua orang tua Zakky menghadap Ilahi Rabbi saat Zakky duduk di
bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP), usia yang sangat belia untuk menghadapi
kerasnya hidup ini. Sepeninggal kedua orang tuanya, Zakky tumbuh sebagai anak
yatim piatu di bawah asuhan keluarga besar almarhum kedua orang tuanya.
Atas desakan
keluarga besar, Zakky melanjutkan sekolah ke MAN. Seperti yang kita ketahui
bahwa mata pelajaran di MAN didominasi oleh pelajaran agama, salah satunya
adalah Bahasa Arab yang merupakan mata pelajaran yang amat sangat dibenci oleh
Zakky. Namun entah mengapa, walaupun dia membenci Bahasa Arab, dia tetap bisa
lulus dari MAN tersebut.
Dari MAN, Zakky
melanjutkan ke Universitas Negeri, tepatnya Sekolah Tinggi Agama Islam. Lagi-lagi
Zakky harus berhadapan dengan sesuatu yang dia benci yang bernama “Bahasa
Arab”! Zakky mulai mengalihkan rasa benci yang mulai memuncak terhadap Bahasa
Arab ke Bahasa Inggris dikarenakan guru yang mengajarkan Bahasa Inggris menggunakan
metode yang menarik minat Zakky terhadap mata pelajaran tersebut. Saat Zakky
duduk di semester ke V, Zakky bertemu dengan seorang guru Bahasa Arab lulusan
dari Kuwait yang membuka mata hatinya dan mengikis rasa bencinya terhadap
Bahasa Arab.
Guru tersebut
berujar bahwa “Mengapa kalian lebih suka mempelajari Bahasa Inggris daripada
mempelajari Bahasa Arab yang merupakan Bahasa Allah?” Zakky terhenyak, sesaat
dia terdiam terpaku, menyadari kesalahannya selama ini yang sudah sekian lama
membenci Bahasa Arab. Dalam hatinya dia Zakky bertekad “Mulai saat ini saya
akan mempelajari Bahasa Arab” dan sejak saat itu sedikit demi sedikit rasa
cinta Zakky terhadap Bahasa Arab mulai tumbuh dan berkembang, mengikis rasa
benci yang lama terpendam hingga rasa benci itu lenyap dan berubah menjadi
sebuah rasa cinta. Untuk membuktikan rasa cintanya terhadap Bahasa Arab, Zakky
bertanya kepada Sang Guru, di mana tempat yang tepat baginya untuk menuntut
ilmu Bahasa Arab lebih dalam, Sang Guru merekomendasikan ke sebuah Universitas
di Luar Negeri. Tepatnya Al-Azhar, Mesir.
Rasa cinta Zakky
tidak serta merta mendapat dukungan dari keluarga besar yang selama ini
mempunyai andil dalam membesarkannya, namun Zakky tidak berputus asa, dia tetap
mempertahankan rasa cinta itu dan mencari jalan agar tetap bisa menjadi
mahasiswa di Al_azhar rujukan dari Sang Guru. Zakky mengungkapkan kepada keluarga
besarnya bahwa dia ingin melanjutkan kuliahnya ke Al-Azhar, Mesir dan mengenai
biaya Zakky yang akan mengusahakannya sendiri.
Alhamdulillah, dengan
izin Allah, akhirnya Zakky bisa melanjutkan kuliahnya ke Al-azhar dengan
beasiswa. Tanpa bekal dan biaya dari keluarga besarnya, Zakky menjalani hari
demi hari di negeri orang dengan berpuasa. Zakky sahur dan berbuka dengan air
kran yang ada di Mesjid kampusnya tersebut, baginya tiada hari tanpa berpuasa
dan itu dilaluinya tanpa mengeluh kepada siapa pun, hanya kepada Allah SWT dia
menggantungkan semuanya. Cinta Zakky terhadap Bahasa Arab telah membuatnya
hanyut dalam kehidupan yang selama ini dalam pandangan orang adalah sesuatu yang
tidak masuk akal, namun Zakky yakin bahwa pertolongan Allah pasti akan datang.
Singkat cerita,
di negeri orang tersebut akan diadakan lomba pidato dalam Bahasa Arab. Zakky
bersemangat sekali mendengar berita tersebut dan berusaha sekuat tenaga
berlatih dan menghafal Bahasa Arab. Zakky memandang ini adalah sebuah
kesempatan bagi dirinya untuk merubah hidup sekaligus jalan keluar yang
diberikan oleh Allah SWT dari permasalahan yang sedang dihadapinya mengenai
biaya hidup yang semakin hari semakin besar. Zakky ingin membuktikan kepada
orang-orang yang telah meremehkannya, merendahkannya dan pada mahasiswa di sana
bahwa dia akan memenangkan lomba pidato
itu walaupun dia tergolong orang asing di sana.
Upaya Zakky
akhirnya membuahkan hasi Kerja kerasnya selama ini tidak sia-sia, rasa cintanya
terhadap Bahasa Arab telah menempa Zakky menjadi pribadi yang tangguh dan
pantang menyerah. Atas izin Allah SWT, Zakky memenangkan Lomba Pidato Bahasa
Arab tersebut mengalahkan saingannya yang mayoritas adalah mahasiswa yang
sudah biasa menggunakan bahasa Arab
dalam kehidupan sehari-harinya. Usai lomba, Zakky dipanggil oleh pihak
penyelengggara lomba dan karena prestasinya Zakky diberikan fasilitas tempat
tinggal yang memadai selama Zakky menempuh pendidikannya di Al-Azhar tersebut.
Bukittinggi, -- Desember 2018
@Amrhy_02
No comments:
Post a Comment