SALAH
DUGA
Rintik-rintik air mulai berjatuhan
Langkah kaki berjalan kian cepat
Sampai di titik itu pun kakiku terhenti
Tepat di depan istana impian
Tak dipinta pun kaki ini mulai melangkah
masuk
Menginjak bentangan permadani merah
Terhenti di depan dua ksatria gagah
bersenjatakan tombak
Memandangnya menyapaikan asaku
Suara lantangnya mengusik heningnya pagi
Tegas, keras, namun berwibawa
Jiwa yang patut di posisinya
Semua dikabulkan sesuai pintaku
Semakin dekat dengan tujuanku
Di sanalah sosok itu mulai nampak
Sosok sang bidadari pujaanku
Pelipur lara hati nan sunyiku
Dia duduk bertopang dagu
Dengan gaun putih bak sorang ratu
Kerudungnya menjuntai menambah anggun
pesonanya
Sempurna di pandangan mataku
Aku terkesima memandanginya
Apakah dia akan jadi jodohku?
Harapku memang demikian
Dirinyalah bidadari surgaku
Namun cemas tiba-tiba menghampiriku
Seorang pria berjubah putih mulai
menghampirinya
Berdiri tepat di hadapannya
Menyampaikan kata-kata yang tak bisa
kudengar
Hilanglah semua keceriaan saat itu juga
Kalut bercampur bingun menyerangku
Hantu perasaan mamasuki hatiku
Berkecamuk jadi satu
Aku kini bak gelas di atas ujung pedang
Sedikit guncangan lagi habis semua
harapku
Untung saja pria itu hanyalah penjaga
setianya
Sang bidadari tetaplah bidadari surgaku
Belakang Balok, -- September 2018
@Amrhy_02
@Amrhy_02
No comments:
Post a Comment