Sunday, October 1, 2017

NEGERI DI BALIK KABUT


NEGERI DI BALIK KABUT

Detik ini semuanya berubah
Negeri yang dulu elok
Kini  bak cerita dongeng
Ini bukan fiksi, tapi realita

Negeri yang dulu permai
Kini berubah oleh gumpalan-gumpalan awan
Bukan awan yang indah berjejer di langit biru
Namun awan-awanan

Negeri yang dulu hijau
Kini berubah menjadi negeri yang suci
Suci dari pandangan dosa-dosa
Yang terlihat putih di mana-mana

Negeri yang dulu dihiasi warna warni kehidupan
Kini menjadi satu, satu untuk bersama
Satu dalam sebuah persaudaraan
Saudara sependeritaan

Negeri yang kini menjadi khayangan
Negeri di atas awan, putih berkabut asap
Negeri dengan keterbatasan pandang
Negeri dengan penduduk ISPA
Negeriku, negeri di balik kabut asap


Belakang Balok, 07 Oktober 2017
@Amrhy_02

Sunday, August 27, 2017

CINTA ABADIKU




CINTA ABADIKU
Cerita Amrhy_02

Senja menepis meninggalkan sisa-sisa rona jingga yang perlahan disapu kelam. Di malam yang hanya ada aku dan sosok yang sangat aku cinta dan kasihi. Seorang ibu dan anak yang duduk santai di kursi ruang tamu istana kecil kami. Hanya ditemani secangkir teh dan beberapa potong kue yang terletak di atas meja. Aku pun memulai obrolan kecil dengan ibuku.
"Ibu, boleh aku bertanya padamu," tanyaku pada ibuku.

Ibu lantas menjawab, "Boleh anakku, tanyalah semua hal yang mau kautanyakan. Ibu akan menjawabnya semampu ibu."

"Ibu, siapa cinta pertama dan abadi Ibu?" Aku tertawa dalam hati, pasti ibu menjawab ayahku. Memang siapa lagi yang dia cintai ibuku selain ayah. Hehehe… 

Dan dengan wajah sedikit tersenyum ibu menjawab, "Anakku, cinta pertama ibu adalah Dia yang selalu menjaga ibu, menemani ibu, yang tidak pernah meninggalkan ibu walaupun seluruh dunia meninggalkan ibu, Dialah yang selalu ada saat ibu menanti malam dan menanti siang, yang selalu bisa membahagiakan ibu, yang tahu hal terbaik untuk ibu lebih dari ibu sendiri.”

Lantas aku berfikir, “Apakah yang ibu maksud ayah?” Semakin binggung aku dibuatnya dan aku pun bertanya lagi. "Apakah itu Ayah, Bu?"

Ibu pun menjawab dengan senyum yang semakin lebar, "Bukan anakku. Dia bukan ayahmu." Aku semakin bingung mendengar jawaban ibuku.

Sekarang yang menjadi pertanyaanku, “Bagaimana bisa ibu tidak memilih ayah sebagai cinta pertama dan abadinya?” Ibu pun melanjutkan perkataannya, "Sepanjang hidup ibu, ibu hanya ingin bersama-Nya, mati pun ibu ingin dengan-Nya, saat tua nanti jika ibu mulai pikun satu yang tak ingin ibu lupakan adalah Dia, karena ibu begitu takut dan begitu sakit jika lupa dengan-Nya, ibu hanya ingin menikmati indah-Nya."

"Ibu, aku mulai bingung, jika bukan ayah lalu siapa Bu?"

Ibuku pun mulai diam dan menundukkan kepala. "Anakku, maafkan ibu jika cinta pertama dan abadi ibu bukan ayahmu. Ibu tidak bisa mencintai ayahmu lebih dari rasa cinta ibu pada-Nya. Ibu tidak bisa menghianati-Nya ataupun menduakan-Nya. Cinta ayahmu adalah cinta sesaat dan cinta pada-Nya adalah cinta abadi." Ibu mulai menangis.



Aku pun memeluk ibu, aku tak menyangka jika ibu mencintai orang lain dan pertanyaanku yang konyol ini menjadikan air mata yang seharusnya tidak jatuh dari mata ibu sekarang jatuh dengan derasnya. Sekarang ibu menangis di pelukanku dan samar-samar aku mendengar ibu berkata, "Aku amat merindukan-Nya. Aku hampir mati karena mencintai-Nya."

Semakin kencang kupeluk ibu dan dalam hati biarlah rahasia ini akan kupendam dalam diamku dan aku tak akan menyakiti ayah karena jika ayah tahu bahwa ibu memiliki cinta yang lain, itu dapat menghancurkan hati ayah. Ibu masih menangis dan aku pun larut dalam air mata ibu.

"Ibu maafkan aku karena membuatmu ingat dengan-Nya, membuatmu merasa bersalah, maafkan aku Ibu."

Lalu ibu berhenti menangis dan menggenggam wajahku dan berkata, "Salah anakku, jika kau merasa bersalah, karena cinta abadi dan pertama bagi ibu adalah ALLAH. Dialah yang selalu menjaga ibu dan kau dan ingatlah hanya ALLAH yang tidak akan pernah meninggalkan kita dan tidak akan pernah ingkar atas janji-janji-Nya."

Aku pun mulai mengerti mengapa ibu menangis. Dan aku pun tersenyum karena ibu telah mengajarkan padaku bahwa aku tidak akan sendiri karena Allah selalu ada dan selalu mengawasiku.

Terima kasih Ibu, terima kasih Ya Allah karena aku tak akan pernah kecewa saat menggantungkan semua hal kepada-Mu

Friday, August 25, 2017

MENYONGSONG HARI




Puisi Amrhy_02

MENYONGSONG HARI



Kawan, mengapa kau hanya diam?

Duduk termenung bertopangkan dagu

Mengapa kau tak bersegera ambil bukumu

Baca dan pelajarilah



Kawan, selagi kau masih muda

Gunakanlah waktumu sebaik mungkin

Jangan sia-siakan waktu yang ada

Bergelut dengan hal tak berguna



Kawan, bangunlah dari tidurmu

Jangan terus bermimpi

Sadarlah bahwa hari terus berganti

Waktu tak akan mau menanti



Bila kau terus bermalas-malasan

Kelak sesal yang kau terima

Segera bangun

Songsonglah hari yang pasti



Bukittinggi, 23 Agustus 2017

Wednesday, August 23, 2017

GETIR MENYAPU KALBU






GETIR MENYAPU KALBU

Semua terasa lama
Aku ulurkan sebuah keterasingan
Di antara mimpi-mimpiku
Lewat sebuah fantasi
Semakin lama semakin terpendam waktu
Anganku mengambang dalam pekatnya malam
Mengirimkan seribu hasrtaku
Namun aku hanya tenggelam dalam samuderamu
Kesendirianku pun mulai berteluk dalam bayangmu
Kau kini telah pergi
Meninggalkan sebuah hati yang mengambang
Getir hidup pun kurasakan
Getir yang setiap saat menyapu kalbuku
Di kala aku ingat dirimu


Bukittinggi