Friday, December 21, 2018

BENCI BERBUAH CINTA



BENCI BERBUAH CINTA
By: Amrhy_02

Diawali dengan berpulangnya kedua orang tua Zakky menghadap Ilahi Rabbi saat Zakky duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP), usia yang sangat belia untuk menghadapi kerasnya hidup ini. Sepeninggal kedua orang tuanya, Zakky tumbuh sebagai anak yatim piatu di bawah asuhan keluarga besar almarhum kedua orang tuanya.

Atas desakan keluarga besar, Zakky melanjutkan sekolah ke MAN. Seperti yang kita ketahui bahwa mata pelajaran di MAN didominasi oleh pelajaran agama, salah satunya adalah Bahasa Arab yang merupakan mata pelajaran yang amat sangat dibenci oleh Zakky. Namun entah mengapa, walaupun dia membenci Bahasa Arab, dia tetap bisa lulus dari MAN tersebut.

Dari MAN, Zakky melanjutkan ke Universitas Negeri, tepatnya Sekolah Tinggi Agama Islam. Lagi-lagi Zakky harus berhadapan dengan sesuatu yang dia benci yang bernama “Bahasa Arab”! Zakky mulai mengalihkan rasa benci yang mulai memuncak terhadap Bahasa Arab ke Bahasa Inggris dikarenakan guru yang mengajarkan Bahasa Inggris menggunakan metode yang menarik minat Zakky terhadap mata pelajaran tersebut. Saat Zakky duduk di semester ke V, Zakky bertemu dengan seorang guru Bahasa Arab lulusan dari Kuwait yang membuka mata hatinya dan mengikis rasa bencinya terhadap Bahasa Arab.

Guru tersebut berujar bahwa “Mengapa kalian lebih suka mempelajari Bahasa Inggris daripada mempelajari Bahasa Arab yang merupakan Bahasa Allah?” Zakky terhenyak, sesaat dia terdiam terpaku, menyadari kesalahannya selama ini yang sudah sekian lama membenci Bahasa Arab. Dalam hatinya dia Zakky bertekad “Mulai saat ini saya akan mempelajari Bahasa Arab” dan sejak saat itu sedikit demi sedikit rasa cinta Zakky terhadap Bahasa Arab mulai tumbuh dan berkembang, mengikis rasa benci yang lama terpendam hingga rasa benci itu lenyap dan berubah menjadi sebuah rasa cinta. Untuk membuktikan rasa cintanya terhadap Bahasa Arab, Zakky bertanya kepada Sang Guru, di mana tempat yang tepat baginya untuk menuntut ilmu Bahasa Arab lebih dalam, Sang Guru merekomendasikan ke sebuah Universitas di Luar Negeri. Tepatnya Al-Azhar, Mesir.

Rasa cinta Zakky tidak serta merta mendapat dukungan dari keluarga besar yang selama ini mempunyai andil dalam membesarkannya, namun Zakky tidak berputus asa, dia tetap mempertahankan rasa cinta itu dan mencari jalan agar tetap bisa menjadi mahasiswa di Al_azhar rujukan dari Sang Guru. Zakky mengungkapkan kepada keluarga besarnya bahwa dia ingin melanjutkan kuliahnya ke Al-Azhar, Mesir dan mengenai biaya Zakky yang akan mengusahakannya sendiri.

Alhamdulillah, dengan izin Allah, akhirnya Zakky bisa melanjutkan kuliahnya ke Al-azhar dengan beasiswa. Tanpa bekal dan biaya dari keluarga besarnya, Zakky menjalani hari demi hari di negeri orang dengan berpuasa. Zakky sahur dan berbuka dengan air kran yang ada di Mesjid kampusnya tersebut, baginya tiada hari tanpa berpuasa dan itu dilaluinya tanpa mengeluh kepada siapa pun, hanya kepada Allah SWT dia menggantungkan semuanya. Cinta Zakky terhadap Bahasa Arab telah membuatnya hanyut dalam kehidupan yang selama ini dalam pandangan orang adalah sesuatu yang tidak masuk akal, namun Zakky yakin bahwa pertolongan Allah pasti akan datang.

Singkat cerita, di negeri orang tersebut akan diadakan lomba pidato dalam Bahasa Arab. Zakky bersemangat sekali mendengar berita tersebut dan berusaha sekuat tenaga berlatih dan menghafal Bahasa Arab. Zakky memandang ini adalah sebuah kesempatan bagi dirinya untuk merubah hidup sekaligus jalan keluar yang diberikan oleh Allah SWT dari permasalahan yang sedang dihadapinya mengenai biaya hidup yang semakin hari semakin besar. Zakky ingin membuktikan kepada orang-orang yang telah meremehkannya, merendahkannya dan pada mahasiswa di sana  bahwa dia akan memenangkan lomba pidato itu walaupun dia tergolong orang asing di sana.

Upaya Zakky akhirnya membuahkan hasi Kerja kerasnya selama ini tidak sia-sia, rasa cintanya terhadap Bahasa Arab telah menempa Zakky menjadi pribadi yang tangguh dan pantang menyerah. Atas izin Allah SWT, Zakky memenangkan Lomba Pidato Bahasa Arab tersebut mengalahkan saingannya yang mayoritas adalah mahasiswa yang sudah  biasa menggunakan bahasa Arab dalam kehidupan sehari-harinya. Usai lomba, Zakky dipanggil oleh pihak penyelengggara lomba dan karena prestasinya Zakky diberikan fasilitas tempat tinggal yang memadai selama Zakky menempuh pendidikannya di Al-Azhar tersebut.


Bukittinggi, -- Desember 2018
@Amrhy_02

No comments:

Post a Comment