Tuesday, September 11, 2018

SALAH DUGA


SALAH DUGA

Rintik-rintik air mulai berjatuhan
Langkah kaki berjalan kian cepat
Sampai di titik itu pun kakiku terhenti
Tepat di depan istana impian

Tak dipinta pun kaki ini mulai melangkah masuk
Menginjak bentangan permadani merah
Terhenti di depan dua ksatria gagah bersenjatakan tombak
Memandangnya menyapaikan asaku

Suara lantangnya mengusik heningnya pagi
Tegas, keras, namun berwibawa
Jiwa yang patut di posisinya
Semua dikabulkan sesuai pintaku

Semakin dekat dengan tujuanku
Di sanalah sosok itu mulai nampak
Sosok sang bidadari pujaanku
Pelipur lara hati nan sunyiku

Dia duduk bertopang dagu
Dengan gaun putih bak sorang ratu
Kerudungnya menjuntai menambah anggun pesonanya
Sempurna di pandangan mataku

Aku terkesima memandanginya
Apakah dia akan jadi jodohku?
Harapku memang demikian
Dirinyalah bidadari surgaku

Namun cemas tiba-tiba menghampiriku
Seorang pria berjubah putih mulai menghampirinya
Berdiri tepat di hadapannya
Menyampaikan kata-kata yang tak bisa kudengar

Hilanglah semua keceriaan saat itu juga
Kalut bercampur bingun menyerangku
Hantu perasaan mamasuki hatiku
Berkecamuk jadi satu

Aku kini bak gelas di atas ujung pedang
Sedikit guncangan lagi habis semua harapku
Untung saja pria itu hanyalah penjaga setianya
Sang bidadari tetaplah bidadari surgaku


Belakang Balok, -- September 2018
@Amrhy_02

No comments:

Post a Comment